DESAIN
PEMBELAJARAN PAI BERBASIS WEB
Dosen Pengampu:
Firmansah Kobandaha, M.Pd.I.
Oleh:
Kelompok XII
Rifaldi Olomia
Nurdin Mustapa
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN AMAI GORONTALO (IAIN)
2019
KATA PENGATAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, pemilik segala rahmat
dan ampunan, yang telah melimpahkan hidayah dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul: “Desain
Pembelajaran PAI Berbasis Web”.
Kandungan pokok makalah ini terdiri dari satu macam, yakni desain
berbasis WEB. Hal-hal pokok tersebut dijadikan intisari pembahasan dalam
makalah ini mengingat perannya yang vital dalam setiap proses pengajaran baik
dalam satuan pendidikan sekolah maupun satuan pendidikan luar sekolah.
Hal-hal lain seperti tentang studi desain pembelajaran PAI berbasis
& WEB namun tetap dalam konteks proses pembelajaran PAI berbasis ICT &
WEB. Dalam hal ini, bidang bahasan tersebut dipandang sebagai bagian-bagian
penting yang melandasi pembahasan-pembahasan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit
kesulitan yang kami alami, namun berkat karunia dari Allah swt. yang disertai
dengan usaha dan kerja keras kami serta bimbingan dosen, maka Alhamdulillah
kesulitan itu dapat teratasi.
Gorontalo, 04 Mei 2019
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Perkembangan
TIK
Perkembangan Teknologi Informasi
Komunikasi (TIK) dewasa ini telah membuat dinamika pendidikan semakin
berkembang. Produk-produk TIK telah dimanipulasi sedemikian rupa sehingga dapat
dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk pendidikan.
Dalam bidang pendidikan, Produk-produk TIK, seperti komputer, internet,
multimedia, dan lain sebagainya setelah banyak membantu proses pembelajaran.
Pendidikan jarak jauh, saat ini lebih mudah dengan adanya jaringan internet.
Proses pembelajaran lebih interaktif, menyenangkan dan semangat belajar siswa
lebih terpacu.
Kehadiran internet yang mampu melampaui
batas waktu dan ruang telah di manfaatkan secara luas dalam pembelajaran.
Sumber belajar siswa terpampang luas didunia maya tersebut. Semua siswa bebas
mengunduh materi-materi yang tersebar dijagat maya tersebut. Sumber belajar
tidak lagi terbatas pada buku teks yang terbatas.dengan mengunakan search
engine, seperti Goole misalnya, semua materi pelajaran berbagai disiplinj ilmu
mudah di dapat.
Perkembangan tersebut sekaligus mengubah
paradigma sistem pendiddikan kita yang semula berbasis tradisional dengan tatap
muka sebagai basisnya, beralih menjadi sistem pendidikan yang tidak di batasi
oleh ruang dan waktu dengan sentuhan teknologi informasi khususnya dunia maya
(cyber). Salah satu aplikasi TIK dalam dunia pendidikan yang saat ini sedang
marak-maraknya adalah internet dengan Word Wide Web (WWW) atau yang lebih
dikenal dengan Web pembelajaran.
Saat ini lembaga pendidikan umum lebih
maju dalam mengaplikasikan fasilitas ini. Banyak Web pembelajaran yang berisi
materi pembelajaran umu, seperti matematika, bahasa, IPA, IPS dan lainnya.
Pendidikan agama islam sejauh ini
nampaknya masi sangat minim sekali. Tulisan berikut ini akan memaparkan bagaimana pemanfaatan dalam pembelajaran
pendidikan agama islam (PAI).
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian desain pembelajaran dan
web itu?
2. Apa web pembelajaran pendidikan agama
Islam itu?
3. Apa problematika lembaga pendidikan Islam
itu?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Desain Pembelajaran dan Web
Desain adalah sebuah istilah diambil dari
kata design (bahasa inggris) yang
berarti perencanaan atau rancangan.
Pembelajaran merupakan kata “Instruktus” atau “Intruere”
yang berarti menyampaikan pikiran. Dengan demikian intruksional adalah
menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui
pembelajaran
Web atau situs pembelajaran adalah salah
satu aplikasi TIK dalam pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan)
yang di sebut internet. Internet berasal dari kata interconnection networking,
yaitu berupa kumpulan jaringan komputer seluruh dunia yamg terkoneksi atau
terhubung secara simultan sehingga memungkinkan untuk saling bertukar ajar sangat mungkin disampaikan kepada siswa
dengan menggunakan TIK berupa komputer dan jaringan internet.
Dalam sejarahnya, internet dikembangkan
untuk keperluan militer Amerika Serikat ARPAnetnya. Pada tahun 1993, Teknologi
internet baru digunakan oleh kalangan Sipil yang dikembangkan oleh CERN (Consei
Europen Pour Recherche Nucleare).[1]
Sekarang internet sudah merambah berbagai kehidupan, mulai dari
perkantoran, pendidikan sampai rumah tangga. Internet tidak mengenal
batas-batas negara. Luasnya dunia internet saat ini menjadikan internet
memiliki dunia tersendiri yang tampa batas atau yang dikenal sebagai dunia maya
(cyhiberspace).
Web pembelajaran merupakan perkembangan
dari pembelajaran berbasis komputer (computer based learning-CBL) atau computer
assited learning (CAL).[2]
Pada dasarnya mode pembelajaran ini meliputi bulletin board, Internet,
e-mail, tele-collaboration, information sources.[3]
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran
ini mengkombinasikan banyak media didalamnya,antara lain: audio/ data, video/
data, dan audio/ video.
Model pembelajaran ini memiliki beberapa
karakteristik, antara lain:[4]
(1) memanfaatkan jasa teknologi elektronik; dimana guru dan siswa, siswa dan
sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi secara lebih mudah
dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler; (2) memanfaatkan keunggulan
komputer (digital media dan compter networks); (3) menggunakan bahan
ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) disimpan dikomputer sehingga dapat diakses
oleh guru dan siswa kapan saja dan
dimana saja bila yang bersangkutan
memerlukannya; dan (4) memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil
kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan
dapat dilihat setiap saat dikomputer.
Pembelajaran berbasis Web (Web-Based
Learning- WBL) telah di jadikan medium utama serta model dalam pendidikan
jaraj jauh atau lebih dikenal dengan e-learning. WBL berusaha memenuhi
keperluan siswa yang beragam. Keberagaman siswa itu meliputi aspek kecerdasan,
pengetahuan dan tingkat pemahamanya.
Munir membagi aplikasi TIK untuk pembelajaran
menjadi tiga, yaitu situs (web) pembelajaran, e-mail dan silabus
on-line.
1. Situs Pembelajaran
Aplikasi TIK untuk pembelajaran dengan
situs menempatkan materi-materi pembelajaran pada situs pembelajaran tertentu.
Siswa secara mandiri dapat mengakses berbagai fasilitas yang tersedia dalam
situs tersebut. Situs pembelajaran idealnya membuat standar kopetensi,
kopetensi dasar, indikator, peta konsep, materi pembelajaran, sumberdaya web
(melalui searching), perpustakaan digital, pengajar, siswa, atau
informasi lainnya seperti: kalender pendidikan, jaduwal pelajaran atau ujian
dan yang lainnya. Website e-learning mestinya dapat diakses kapan saja
dan di mana saja serta senantiasa up to date.
Berikut beberapa prinsip dalam
mengembangkan atau membuat situs pembelajaran yang perlu diperhatikan.
a. Merumuskan standar kopetensi (SK),
kopetensi dasar (KD) dan indikator.
b. Mengenal materi pembelajaran.
c. Memberikan bantuan (help) dan
kemudahan bagi siswa untuk pembelajaran materi pembelajaran.
d. Memberikan bantuan dan kemudahan bagi
siswa untuk mengerjakan evaluasi atau tugas-tugas dengan perintah dan arahan
yang jelas.
e. Materi pembelajaran yang disampaikan sesuai
standar yang berlaku secara umum dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
f. Meteri pembelajaran disampaikan dengan
sistematis dan mampu memberikan motivasi belajar, serta pada bagian akhir
setiap materi pembelajaran dibuat ringkasan atau rankumannya.
g. Materi pembelajaran disampaikan sesuai
dengan kenyataan, sehingga mudah dipahami, diserap, dan dipraktekkan langsung
oleh siswa.
h. Metode penjelasannya efektif, jelas dan
mudah dipahami oleh siswa dengan disertai ilustrasi, contoh dan elemen multimedia
lainnya.
i.
Perlu dilakukan evaluasi dan umpan balik (feedback) untuk
mengetahui keberhasilan pembelajaran siswa.
2. E-mail
Melalui jaringan internet, e-mail merupakan sarana yang
sangat efektif untuk berkomunikasi melalui e-mail. Para guru/mahasiswa
bisa memanfaatkan fasilitas attachment file dalam e-mail untuk
mengumpulkan tugas atau paper. Para/dosen bisa meberikan informasi dan menerima
tugas/pekerjaan, atau mengoreksi hasil pekerjaan siswa tanpa harus bertemu muka
antara keduany. Cara ini sangat hemat dan efektif untuk mengurangi waktu,
tenaga, biaya dan penggunaan kertas (unles paper) dalam lembaga
pendidikan. Komunikasi keduanya akan menjadi lebih mudah tanpa terkendala oleh
tempat, ruang, dan waktu.
Selain dengan pengajar, melaui e-mail ini siswa memungkinkan
untuk dapat berkomunikasi dan saling mentransfer informasi dengan orang-orang
di seluruh dunia. Singkatnya, melalui e-mail siswa/mahasiswa memiliki kesempatan
informasi dan berkomunikasi secara lebih luas.
3. Sibalus Online
Panduan proses pembelajaran atau yang disebut silabus dapat
diformat secara online. Panduan ini akan mengatur proses pembelajaran
dilakukan. Seluruh siswa, orangtua dan masyarakat bisa memantaunya di silabus online.
Dengan adanya pemantauan seperti ini diharpkan dapat terjalin hubungan yang
serasi dan kontrol yang baik antara sekolah, masyarakat dan dunia kerja.
Web pembelajaran akan berhasil dengan baik jika dilakukan dengan
benar dan optimal. Penerapan web pembelajaran bisa mengalami kegagalan antara
lain karena kesalahan dalam pemilihan pendekatan dalam pembelajaran, yaitu
tidak menerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (studen
centered learning). Melainkan pengajaran berpusat pada pengajar (teacher
centered learning).
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pengajar (teacher
centered learning) kurang sesuai untuk diterapkan dalam web pembelajaran,
karena pada umumnya pengajar lebih mendominasi pembelajaran. Pendekatan ini
membuat siswa sangat tergantung kepada pengajar. Akibatnya siswa menjadi pasif
dan tidak memiliki keleluasan untuk mengeksplorasi materi pembelajaran secara
mandiri. Dalam model pembelajaran yang berbasis web, hendaknya siswa sebagai
subyek belajar bukan obyek belajar.
B. Web Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
a. Kemungkinan Pembelajaran
Seperti mata
pembelajaran atau mata kuliah lainnya, materi PAI dapat dikemas sedemikian rupa
dalam halaman web. Materi-materi PAI dapat dikemas secara terpadu jika nantinya
web tersebut akan dimanfaatkan untuk siswa-siswa pada sekolah umum. Sedangkan
jika akan dimanfaatkan untuk siswa-siswa di madrasah (MI-MTS-MA), materi PAI
dapat dikemas secara terpisah. Dengan kata ada materi akidah akhlak, qur’an
hadis, fikih, sejarah kebudayaan Islam (SKI), atau bahasa Arab.
Bahan-bahan
materi PAI dapat berupa berbagai macam media yang ada. Bahan-bahan tersebut
dapat berupa teks, gambar, suara, video, animasi, simulasi dan lain sebagainya.
Bisa jadi materi PAI memadukan satu dua media, tetapi sangat mungkin juga
memadukan semua mediya yang ada (multimedia).
Pengembangan materi PAI sebaiknya juga dikemas secara interaktif
dan menarik. Salah satu caranya adalah dengan mengintegrasikan berbagai macam
mediya atau yang disebut multimedia. Dengan demikian diharapkan siswa nantinya
dapat memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya, dan mendapatkan
jawaban yang mempengaruhi komputer untuk mengerjakan fungsi selanjutnya. Siswa
memiliki kebebasan untuk belajar sesuai dengan keinginannya. Belajar menjadi
tidak monoton, mengekang, dan menegangkan.
b. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web
bahan ajar PAI berbasis web adalah bahan ajar yang disiapkan,
dijalankan, dan dimanfaatkan melalui media web. Bahan ajar jenis ini juga
sering disebut sebagai bahan ajar berbasis internet atau bahan ajar on line.
Bahan ajar ini memiliki 3 (tiga) karakteristik utama yang merupakan potensi
besar, yaitu menyajikan multimedia, menyimpan, mengelolah, dan menyajikan
informasi, dan hyperlink (peraturan).[5]
Dari ketiga karakteristik tersebut, fasilitas hyperlink merupakan karakter yang paling menonjol.
Hyperlink memungkinkan sesuatu subjek nge-link kesubjek lain tanpa ada
batasan fisik dan geografis, selama subjek yang bersangkutan tersedia pada web.
Dengan adanya fasilitas hyperlink maka sumber belajar menjadi sangat
kaya. Search engine sangat membantu untuk mencari subjek yang dapat
dijadikan link.
Bahan ajar setidak-tidaknya harus memiliki enam unsur, yaitu
mencangkup tujuan, sasaran, uraian materi, sistematika sajian, petunjuk
belajar, dan evaluasi. Sebuah bahan belajar harus mempunyai tujuan. Tujuan
harus dirumuskan secara jelas dan terukur mencangkup kriteria A B C D (audience,
behavior, criterion, dan degree).[6]
Sasaran perlu dirumuskan secara spesifik, untuk siapa bahan belajar itu
ditujukan. Sasaran bukan sekedar mengandung pernyataan subjek orang, namun juga
harus mencakup kemampuan apa yang menjadi prasyarat yang harus sudah mereka
kuasai agar dapat memahami bahan ajar ini.
Prinsip-prinsip pengembangan Web pembelajaran PAI sama sebagaimana
pengembangan halaman web pada umurnya, yaitu: merumuskan standar kompetensi
(SK), kompetensi dasar (KD) dan indikator; mengenalkan materi pembelajaran;
meberikan bantuan (help) dan kemudahan bagi siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran; memberikan bantuan dan kemudahan bagi siswa unutk mengerjakan
evaluasi atau tugas-tugas dengan perintah dan arahan yang jelas; materi
pembelajaran yang disampaikan sesuai standar yang berlaku secara umum dan
sesuai dengan tingkat perkembangan siswa; materi pembelajaran disampaikan
dengan sistematis dan mampu memberikan motivasi belajar serta pada bagian akhir
setiap materi pembelajaran dibuat ringkasan atau rangkumannya; sehingga mudah
dipahami, diserap, dan dipraktekkan langsung oleh siswa; metode penjelasannya
efektif, jelas dan mudah dipahami oleh siswa dengan disertai ilustrasi, contoh
dan elemen multimedia lainnya; dan perlu dilakukan evaluasi dan umpan balik (feedback)
untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran siswa.
Secara makro, pengembanmgan bahan ajar mencakup langkah-langkah
analisis kebutuhan, perancangan, pengembangan, implementasi dan evaluasi.
Secara mikro, langkah-langkah pengembangan bahan ajar berbasis web dimulai dari
penentuan sasaran, pemilihan topik, pembuatan peta materi, perumusan tujuan,
penyusunan alat evaluasi, pengumpulan referensil, penyusunan bahan, editing, upload
dan testing.[7]
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun sebuah bahan
ajar adalah menentukan secara jelas siapa sasaran bahan ajar tersebut. Di dalam
kelas konvesional, sasaran telah sangat terstruktur, misalnya siswa kelas dua
MTS semester pertama. Pernyataan tersebut telah mangandung indikasi yang jelas
tentang siapa mereka, kemampuan apa yang harus mereka kuasai, serta di mana
kedudukan bahan ajar yang akan disajikan dalam keseluruhan kurikulum sekolah.
Demikian pula pada penyusunan bahan ajar berbasis web sasaran harus dicantumkan
secara spesifik.
Setelah sasaran ditentukan, langkah selanjutnya adalah memilih
topik yang sesuai dengan kebutuhan sasaran tersebut. Pemilihan topik dapat
dilakukan dengan pertimbangan, antara lain; materi sulit, penting diketahui,
bermanfaat, merupakan sesuatu yang baru, sesuatu yang belum banyak diketahui,
atau bahasan dari dudut pandang lain, dll.
Peta materi sangat membantu dalam merumuskan keluasan dan kedalman
materi yang akan dibahas. Membuat peta materi dapat diibaratkan menggambar
sebuah batang pohon yang bercabang dan beranting, semakin banyak cabang maka
semakin luas bahasan materi. Sedangkan apabila kita menghendaki bahasan yang
fokus dan spesifik, amaka kembangkanlah bagian ranting-ranting.
Gambar peta materi akan sangat bermanfaat untuk menentukan tujuan.
Setiap ranting dapat dirumuskan menjadi sebuah indikator tujuan yang spesifik.
Sedangkan cabang menjadi besaran tujuan tersebut. Tujuan besar (cabang) dapat
dicapai dengan memenuhi semua tujuan yang spesifik (ranting).
Setelah merumuskan tujuan, langsung diikuti dengan perumusan alat
evaluasi. Alat evaluasi dimaksudkan untuk menjawab dengan cara bagaimana kita
dapat mengetahui sesuatu tujuan itu telah tercapai. Setiap indikator tujuan
harus dapat diukur keberhasilannya. Sebuah rumusan tujuan dapat diukur dengan
satu butir alat evaluasi. Dapat satu set alat evaluasi mengukur serangkaian
tujuan. Misalnya kita merumuskan tujuan “Mampu melakukan sholat jenaza”, maka
alat evaluasi yang mungkin adalah lembar observasi tentang kemampuan melakukan
sholat jenaza.
Pembelajaran PAI memiliki karakteristik yang kemungkinan berbeda
dengan kuliah atau pelajaran lain. Oleh karena itu, dalam pengembangan halaman
web harus memperhatikan karakteristik-karakteristik tersebut. Misalnya dalam
evaluasi, evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, meliputi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Evaluasi psikomotorik PAI tidak bisa dilakukan
melalui halaman web. Para pengajar harus melakukan evaluasi dengan cara tes
perbuatan dengan menggunakan lembar pengamatan dan instrumen lainnya yang
relevan.[8]
Tidak ada bahan ajar yang berdiri sendiri tanpa sumber referensi.
Referensi digunakan untuk memberi dukungan teoretis, data, fakta, ataupun pendapat.
Referensi juga dapat memperkaya khasanah bahan belajar, sehingga pembaca yang
menginginkan pendalaman materi yang dibahas dapat mencari dari sumber yang
disebutkan. Dalam web, pembaca dapat dengan mudah diberikan link ke
sumber refrensi tersebut. Misalnya Al-qur’an, di mana saat ini sudah tersedia
Al-qur’an digital.
Setelah bahan-bahan pendukung siap, maka penulis dapat dimulai.
Penulisan bahan hendaklah konsisten dengan peta materi dan tujuan yang telah
disusun. Secara umum struktur penulisan sekurang-kurangnya terdiri dari tiga
bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutupan. Pada pendahuluan kita harus
sudah menyampaikan secara ringkas apa yang akan dibahas pada bahan belajar ini.
Sedangkan bagian isi menguraikan secara gamblang seluruh materi. Agar lebih
jelas, uraian bisa dilengkapi dengan contoh-contoh. Untuk mengecek pemahaman,
pada bagian ini dapat pula dibrikan latihan-latihan. Pada bagian penutup
sampaikan kembali secara ringkas apa
yang telah dibahas. Proses selanjutnya adalah editing, upload, dan
testing.
Pengembangan Web pembelajaran PAI dapat dilakukan dengan software-
software pemrograman web yang banyak tersedia di pasaran. Dreamweaver,
Macromedia Flash, MS. Frontpage, Namon Web Editor, Php, dan Adobe
Photoshop, MS. Word, SwishMax, SoundForce, Videocutter, dan lain
sebagainya.
C. Problematika Lembaga Pendidikan Islam
Saat ini hampir semua lembaga pendidikan (Islam) dari pendidikan
dasar hingga pendidikan tinggi telah memiliki situs web. Hanya saja situs web
tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal dan tak dikelola secara baik. Situs
web tersebut nampaknya hanya sebatas untuk mengikuti trend agar tidak dikatakan
ketinggalan zaman. Situs web yang baik perlu pengelolaan yang dinamis. Setiap
saat secara berkala harus ditampilkan informasi atau materi yang baru. Sehingga
para pengunjung atau tamu (guest) situs tidak merasa bosan dan kapok karena
materi yang ditampilkan atau bisa diunduh (download) hanya itu-itu saja.
Pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) berbasis website juga
sangat kurang. Sangat jarang ditemui situs web lembaga pendidikan Islam yang
menampilkan materi PAI dari lembaga pendidikan dasar hingga tinggi. Kegelisahan
ini sebetulnya bisa dipecahkan jika sudah tersedia tenaga khusus IT, sehingga
para pengajar PAI hanya bertugas menyiapkan materi saja, sedangkan untuk mengupload
sudah menjadi tanggung jawab staf IT. Alternatif pengelolaan tersebut
sangat mungkin dilakukan jika melihat kemampuan tenaga pengajar (guru) PAI yang
sebagian besar belum memadai dalam pengusaan IT.
D. Strategi Pemanfaatan Web Pembelajaran PAI
Web pembelajaran sebagai salah satu aplikasi dari ICT supaya dapat
bermanfaat secara optimal dalam peningkatan kualitas dan produktivitas
pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan agam Islam, perlu menerapkan
strategi yang tepat sesuai dengan konsep dan prinsip teknologi pendidikan.
Langkah-langkah sistematis pengembangan dan pemanfaatan web pembelajaran secara
terperinci meliputi desain, pengembangan / produksi, pemanfaatan, pengelolaan,
dan evaluasi.[9]
Sesuai dengan konsep dan prinsip teknologi pembelajaran tersebut, berikut
disajikan strategi sistematis pengembangan dan penmanfaatan web pembelajaran
dalam pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI):
1.
Pengembangan
kuirikulum
Pengembangan kurikulum atau materi
pelajaran yang berisikan muatan ICT dengan tujuan mewujudkan masyarakat ICT (ICT
literate) atau melek teknologi (technology literate). Kurikulum dan
materi tersebut diperuntukkan bagi siswa, guru / calon guru, dan tenaga
kependidikan lainnya. Perlu dikembangkan standar kompetensi yang diharapkan
dikuasai baik oleh guru maupun siswa di bidang ICT. Di samping itu, perlu juga
pengintegrasian ICT ke dalam kurikulum dan proses pendidikan atau proses
pembelajaran, termasuk pembelajaran PAI.[10]
2.
Pengembangan
sumber daya manusia (SDM)
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang ICT, khususnya
web pembelajaran bagi: guru PAI (untuk meningkatkan kopetensi di bidang ICT),
siswa, pengelola / administrator pendidikan, penulis buku-buku PAI, perancang,
dan pengembangan web pembelajaran PAI. Dengan pendidikan dan pelatihan tersebut
para pendidik dan pihak-pihak terkait akan semakin dalam dan kaya pemahamannya
tentang peranan dan potensi teknologi dalam pembelajaran PAI.
3.
Penyiapan
perangkat lunak (software) dan perangkat keras (Hardware)
a.
Mengembangkan /
produksi produk ICT berbasis Web yang interaktif untuk pembelajaran PAI. Juga
bisa mengembangkan produk ICT yang berbasis computer multimedia, sepertit hypermedia,
interactive, video, CD-ROM, DCD, VCD.[11]
b.
Mengembangkan prototype
program Web pembelajaran
c.
Mengoleksi
program-program ICT dengan jalan membeli atau berlangganan.
d.
Mengadakan
evaluasi penggunaan web untuk pembelajaran PAI.
e.
Mengidentifikasi
kriteria perangkat keras yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
f.
Mengupayakan
dana yang memadai untuk pengadaan peralatan ICT.
4. Pengelolaan, organisasi, lingkungan (setting)
a.
memaksimalkan penggunaan perangkat yang ada untuk mengembangkan web
pembelajaran.
b. menjalin
kerja sama antara instansi/lembaga yang terkait untuk mendapat dukungan
(departemen agama, universitas, dan madrasah/sekolah)
c. mengembangkan jaringan informasi
antar agama
5. Evaluasi
Perlu disiapkan rencana monitoring dan
evaluasi untuk mengetahui keberhasilan atau kegalalan penerapan strategi
pemecahan masalah-masalah dalam menerapkan konsep dan prinsip teknologi
pembelajaran. Hasil evaluasi ini sangat berguna untuk memberikan tindak lanjut
berupa perbaikan jika terjadi kegalalan dan desiminasi jika hasilnya sesuai
dengan yang telah direncanakan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Desain adalah sebuah istilah diambil dari kata design
(bahasa Inggris) yang berarti
perencanaan atau rancangan.
Pembelajaran merupakan kata “Instruktus” atau “Intruere” yang berarti
menyampaikan pikiran. Dengan demikian intruksional adalah menyampaikan pikiran
atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran.
Web atau situs pembelajaran adalah salah satu
aplikasi TIK dalam pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan) yang
di sebut internet. Internet berasal dari kata interconnection networking,
yaitu berupa kumpulan jaringan komputer seluruh dunia yamg terkoneksi atau
terhubung secara simultan sehingga memungkinkan untuk saling bertukar ajar sangat mungkin disampaikan kepada siswa
dengan menggunakan TIK berupa komputer dan jaringan internet.
Pemanfaatan
produk-produk atau aplikasi-aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
dalam pembelajaran telah menemukan momentumnya saat ini. TIK telah dan akan
dimanfaatkan secara luas pada dunia pendidikan saat ini dan yang akan datang.
Sumber-sumber belajar mata pelajaran umum saat ini telah banyak dikemas dalam
bentuk Web dan tersebar luas dan tak terbatas dijagad maya.
Perkebangan-perkembangan
tersebut harus direspon juga dalam pembelajaran PAI. Materi-materi PAI kedepan
harus juga dikemas dalam Web, sehingga memudahkan siswa mengakses materi PAI.
Materi Web PAI juga sebagai sumber belajar lain yang memungkinkan siapa saja
untuk mengakses atau mengunduhnya .
DAFTAR
PUSTAKA
Dewi Salma
Prawiladilaga & Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2007).
Heinich, R.,
et.al. (1996). Instructional media and technology for learning. Englewood
Cliffts (4 th ed.). New Jersey: Prentice-Hall, Inc., A Simon & Schuster
Company.
Isjoni & Firdaus LN., Pembelajaran Terkini; Perpaduan Indonesia
– Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar :2007).
Isjoni, dkk., ICT Untuk Sekolah Unggul: Pengintegrasian Teknologi
Informasi dalam Pembelajaran, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008 ).
Sadiman, Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarat: Erlangga,
2006).
www. Interneworldstats.com
[1] Sadiman, Teknologi Informasi dan Komunikasi,
( Jakarta: Erlangga, 2006).
[2] Soekartawi dalam “Mozaik Teknologi
Pendidikan” Ed. Dewi Salma Prawiradilaga & Eveline Siregar, (Jakarta: Kencana,
2007).
[3] Heinich, R., et.al. (1996). Intructional media
and technology for learning. Englewood Cliffts (4th ed.) New Jersey: Prentice-
Hall, Inc., A Simun & Schuster Company.
[4] Ibid.
[5]
www.internetworIdstats.com
[6] Handout
Workshop Pedagogik bagi Calon Dosen yang diselenggarakan CTSD UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 1-12 Desember 2008.
[7]
www.internetworldstats.com
[8] Dokumen KTSP
PAI Tahun 2006
[9] Seels, B. B.,
& Richey, R. C. (1994). Instructional technology: the definition and domain
of the field. Washinton D.C.: Association for Educational Communication an
Technology (AECT).
[10] Beckhouse,
Bruce, “Information and Communication Technology Integration: Beyon the early
adopters,” Technology Trends (TechTrends).
[11] Heinich, R.,
et.at.al., Instructional media and technology for learning.

No comments:
Post a Comment