DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN PAI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Pembelajaran
PAI Berbasis ICT & WEB
Dosen Pengampu :
Firmansah Kobandaha,
M.Pd.I
Oleh :
Kelompok V
Ibrahim Sayiu
Ristiani Latili
Lutfianita Podungge
Erni K Sinyor
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
IAIN SULTAN AMAI
GORONTALO
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang calon guru nantinya akan benar-benar dituntut profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik. Di dalam mengajar nantinya seorang guru dituntut untuk bisa memberikan pendidikan yang terbaik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Evaluasi dalam pendidikan Islam cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komperehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental psikologis dan spritual religius peserta didik. Karena sosok pribadi yang diinginkan oleh pendidikan Islam bukan hanya pribadi yang bersifat religius, tetapi juga memiliki ilmu dan berkleterampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakat.
Dalam hal itu, evaluasi pendidikan merupakan salah satu bagian dari kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mendukung agar tercapainya tujuan pendidikan tersebut, dan diantara evaluasi yang dilakukan oleh guru yaitu evaluasi hasil belajar, dimana evaluasi ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan keterampilan siswa setelah menerima materi dan arahan dari seorang guru.
Evaluasi hasil belajar ini sangatlah penting dimana seorang guru harus benar-benar obyektif dan profesional dalam melaksanakannya, karena disisi seorang guru akan memutuskan berhasil tidaknya seorang murid.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran PAI
2. Tujuan Evaluasi Pembelajaran PAI
3. Fungsi Evaluasi Pembelajaran PAI
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Evaluasi Pembelajaran PAI
2. Untuk Mengetahui Tujuan Evaluasi Pembelajaran PAI
3. Untuk Mengetahui Fungsi Evaluasi Pembelajaran PAI
BAB
11
Pembahasan
A.Pengertian
Evaluasi Pembelajaran
Dalam perencanaan dan desain system
pembelajaran rancangan evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk
dikembangkan. Hal ini disebabkan melalui evaluasi yang tepat, dapat menentukan
efektivitas program dan keberhasilan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran
sehingga informasi kegiatan evaluasi seorang desainer pembelajaran dapat
mengambil keputusan apakah program pembelajaran yang dirancangnya perlu
diperbaiki atau tidak, bagian-bagian yang mana yang dianggap memiliki kelemahan
sehingga perlu perbaikan.[1] Evaluasi merupakan salah satu komponen system
pembelajaran pada khususnya, dan system pendidikan pada umumnya.[2]
Istilah evaluasi bukan lagi merupakan
sesuatu hal yang baru dalam kehiduapan masa sekarang. Apalagi bagi orang yang
terlibat dalam dunia pendidikan.[3] Istilah evaluasi berasal dari bahasa
Inggris yaitu Evaluation yang artinya penilaian. Evaluasi memiliki banyak arti
yang berbeda, menurut Wang dan Brown dalam buku yang berjudul Essentials of
Educational Evaluation , dikatakan bahwa “Evaluation refer to the act or
process to determining the value of something”, artinya “evaluasi adalah suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu”. [4]
Suchman memandang,”evaluasi sebagai
sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang
direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan ”.[5] Defenisi lain dikemukakan
oleh Stutflebeam mengatakan bahwa,” evaluasi merupakan proses penggambaran
pencarian dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil
keputusan dalam menentukan alternative keputusan ”.[6]
Pengertian evaluasi lebih dipertegas
lagi oleh Sudjana “ dengan batasan sebagai proses memberikan atau menentukan
nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu ”.[7] Lebih
lanjut Arifin mengatakan, “ evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil
(produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu,
baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai
pada pemberian nilai atau arti itu adalah evaluasi ”.[8]
Selanjutnya ada beberapa pengertian
evaluasi, Guba dan Lincoln mendefinisikan evaluai itu merupakanm suatu proses
memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan,
Sesuatu yang dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda, kegiatan, keadaan
atau sesuatu kesatuan tertentu. Dari konsep tersebut ada dua hal yang menjadi
karakteristik evaluasi yaitu :[9]
1. Evaluasi merupakan suatu proses,
artinya dalam suatu pelaksanaan evaluasi mestinya terdiri dari berbagai macam
tindakan yang harus dilakukan, dengan demikian evaluasi bukanlah hasil atau
produksi, akan tetapi rangkaian kegiatan.
2. Evaluasi berhubungan dengan pemberian
nilai atau arti, berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu
mempunyai nilai atau tidak.
Seorang pendidik harus dapat mana yang
termasuk kegiatan evaluasi hasil belajar dan mana yang termasuk kegiatan
evaluasi pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan pada informasi tentang
sejauh mana hasil evaluasi yang dicapai oleh siswa sesuain dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh informasi tentang keefektifan kegiatan pembelajaran
dalam membantu siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal.
Dengan demikian, evaluasi hasil belajar akan menetapkan baik buruknya hasil
dari kegiatan pembelajaran. Sementara evaluasi pembelajaran akan menetapkan
baik buruknya proses dari kegiatan pembelajaran.[10]
Dari beberapa definisi diatas, dapat
disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu alat yang digunakan untuk menimbang
serta menentukan nilai dan arti akan sesuatu yang dapat berupa orang, benda,
kegiatan, keadaan maupun suatu kesatuan tertentu berdasarkan seperangkat
kriteria yang telah disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.
Jika definisi evaluasi tersebut
dikaitkan dengan ‘hasil belajar’, evaluasi berarti suatu tindakan atau proses
untuk menentukan nilai keberhasilan belajar seseorang (siswa) setelah melakukan
proses pembelajaran. Dan jika dikaitkan dengan ‘hasil belajar PAI’, berarti
suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai keberhasilan siswa setelah
melakukan proses pembelajaran PAI.
B.Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi sering dianggap sebagai salah satu hal yang menakutkan bagi siswa,
karena memang melalui kegiatan ini dapat ditentukan nasih siswa dalam
pembelajaran selanjutnya, anggapan seperti ini harus diluruskan, evaluasi
mestinya dipandang sebagai suatu yang wajar, yakni sebagai sesuatu bagi
integral dari suatu proses pembelajaran. Ada beberapa fungsi evaluasi
pembelajaran adalah sebagai berikut :[11]
1.Alat yang penting sebagai umpan balik
bagi siswa.
2. Alat yang penting untuk mengetahui
bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan,
siswa akan mengetahui bagaian mana yang perlu dan tidak perlu dipelajari.
3. Memberikan informasi untuk
mengembangkan program kurikulum.
4. Memberikan keputusan untuk mengambil
keputusan khususnya untuk menentukan masa depan.
5.Berguna untuk para pengembang
kurikulum khususnya dalam menentukan kejelasan tujuan yang ingin dicapai.
6. Berfungsi sebagai umpan balik untuk
semua yang berkepentingan dengan pendidikan di sekolah.
Tindak lanjut dari kegiatan evaluasi
adalah merupakan fungsi evaluasi yang masing-masing dapat dilakukan melalui
pengadaaan tes berikut :[12]
1.Evaluasi penempatan
Evaluasi jenis ini sebaiknya
dilaksanakan sebelum siswa mengikuti program pembelajaran yang permulaan atau
siswa tersebut baru akan mengikuti pendidikan disuatu tingkat tertentu, hal ini
untuk mengetahui keadaan siswa dan mengukur kesiapan siswa serta tingkat
pengetahuan yang telah dicapai sehubungan dengan pelajaran yang akan diikutinya
sehingga ia dapat ditempatkan pada posisi yang tepat berdasarkan bakat, minat,
kesanggupan, dan keadaan lainnya agar tidak mengalami hambatan dalam mengikuti
setiap program atau bahan yang disajikan.[13]
2.Evaluasi formatif
Evaluasi ini dilakukan ditengah-tengah
program pembelajaran, yang bermaksud untuk memantau dan memonitor kemajuan
belajar siswa guna memberkan memberikan umpan balik, baik kepada siswa maupun
kepada pendidik. Siswa dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang
belum dikuasainya agar dapat mengupayakan perbaikan, sementara pendidik mengetahui
bagian mana yang umumnya belum dikuasai oleh peserta didik.[14]
3.Evaluasi diagnostic
Evaluasi jenis ini berfungsi untuk
mengetahui masalah-masalah apa yang dialami siswa ketika ia mengalami kesulitan
dalam belajar, pendidik akan mengetahui kelemahan siswa dan factor-faktor
penyebab terjadinya hal tersebut, dengan demikian pendidik dapat membantu
mengatasi kesulitan dan hambatan yang dialami oleh siswa ketika mengikuti
kegiatan pembelajaran pada suatu bidang studi.[15]
4.Evaluasi sumatif
Evaluasi ini biasa dibartikan pada akhir
tahun pelajaran atau akhir suatu jenjang pendidikan yang dimaksudkan untuk
mengetahi sejauh mana suatu program berhasil diterapkan dan hal ini tentunya
tergantung dari berbagai factor, yaitu factor pendidik, siswa, kurikulum, metode
mengajar dan sebagainya.[16]
Selain itu Fungsi Evaluasi Pembelajaran
meliputi :
Untuk mengetahui kemajuan, perkembangan
dan keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama
jangka waktu tertentu.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
program pengajaran maksudnya mengetahui sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan.[17]
Untuk mengadakan seleksi atau penilaian
terhadap siswanya (selektif).
Untuk keperluan bimbingan dan konseling.
Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan
kurikulum sekolah yang bersangkutan.[18]
C.Tujuan dan Makna Evaluasi Pembelajaran
Mengenai tujuan dari evaluasi
pembelajaran dikategorikan kepada dua jenis yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut :[19]
1.Mengumpulkan data yang akan dijadikan
sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau kemajuan yang dialami siswa
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2.Memungkinkan para pendidik dalam
menilai aktivitas atau pengalaman mengajar yang telah dilaksanakan.
3.Mengetahui tingkat efektivitas dari
metode-metode mengajar yang telah dipergunakan.
Semenatara itu yang menjadi tujuan
khusus dari kegiatan evaluasi adalah sebagai berikut:[20]
1.Merangsang kegiatan siswa dalam
menempuh program pendidikan, artinya tanpa adanya evaluasi maka tidak akan
menimbulkan kegairahan pada diri siswa untuk meningkatkan dan memperbaiki.
2.Mencari dan menentukan factor-faktor
penyebab keberhasilan atau kegagalan siswa
dalam mengikuti program pendidikan.
3.Memberikan bimbingan yang sesuai
dengan kebutuhan perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
4.Memperoleh bahan laporan tentang
perkembangan siswa yang diperlukan oleh orang tua dan lembaga.
5.Memperbaiki mutu proses pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan, khususnya
pembelajaran, evaluasi memiliki makna yang dapat ditinjau dari beberapa aspek
yaitu :
1.Makna bagi siswa
a.Dapat diketahui tenkat kesiapan siswa,
apakah ia sudah sanggup menduduki jenjang pendidikan tertentu.
b.Dapat mengetahui sejauh mana hasil yang
telah dicapainya dalam mengikuti pembelajaran yang telah diberikan oleh
pendidik.[21]
2.Makna bagi pendidik
a.Pendidik dapat mengetahui para siswa
yang berhak melanjutkan pelajarannya.
b. Pendidik dapat mengetahui apakah
materi yang diajarkannya sudah tepat bagi siswa, sehingga ia dapat mengadakan
perubahan pada pengajaran yang akan dating.
c. Pendidik akan mengetahui apakah
metode yang digunakan sudah tepat atau belum.[22]
3.Makna bagi sekolah
a.Dapat menjadi cermin dari kualitas
suatu sekolah dengan mengetahui apakah kondisi belajar sudah sesuai atau tidak.
b.Dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi perencanaan sekolah
untuk masa yang akan dating.
c.Pedoman bagi sekolah mengenai
aktivitas yang dilaksanakannya apakah sudah memenuhi standar atau belum.[23]
E.Prinsip-prinsip Evalusi Pembelajaran
Dalam mendesain dan melakukan proses
atau kegiatan evaluasi seorang guru hendaknya mempertimbangkan prinsip-prinsip
berikut:[24]
1.Prinsip berkesinambungan (continuity)
Maksud Prinsip ini adalah kegiatan evaluasi
dilaksanakan secara terus-menerus. Evaluasi tidak hanya
dilakukan sekali setahun
atau persemester, tetapi
dilakukan secara berkelanjutan mulai dari proses pembelajaran dengan
memperhatikan peserta didik hingga ia
tamat dari institusi tersebut.
2. prinsip menyeluruh (comprehensive)
Prinsip ini maksudnya adalah dalam
melakukan evaluasi haruslah melihat keseluruhan
dari aspek berfikir (domain kognitif),aspek nilai atau
sikap (domain afektif), maupun
aspek keterampilan ( domain
psikomotor) yang ada pada masing-masing
peserta didik.
3.Prinsip objektivitas (objektivity)
Maksud dari prinsip ini adalah bahwa
Objektivitas artinya mengevaluasi berdasarkan
keadaan yang sesungguhnya, tidak dipengaruhi oleh hal-hal
lain yang bersifat emosional dan irasional.
4.
Prinsip valididitas (validity)
Validitas artinya
keshahihan yaitu bahwa
evaluasi yang digunakan
benar-benar mampu mengukur apa
yang hendak diukur atau
yang diinginkan. Validitas juga
selalu disamakan dengan ketepatan, misalnya untuk mengukur
partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran bukan dievaluasi dengan
melihat nilai ketika ulangan tetapi dilihat juga mulai dari kehadiran,
keaktifan dan sebagainya.
5.Prinsip penggunaan criteria
Pada saat memasuki tingkat pengukuran,baik
pengukuran dengan standar mutlak maupun dengan relative, misalnya apabila angka
70 menunjukkan siswa telah menguasai
materi, maka siswa dinyatakan berhasil apabila mendapat nilai tersebut.
6.Prinsip kegunaan
Dengan maksud bahwa evaluasi yang dilakukan
merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi siswa maupun bagi pendidik.
7.Prinsip Praktikabilitias
Evaluasi harus bersifat praktis mudah
dilaksanakan dan mudah diadministrasinya.
8.Mendidik
Evaluasi dilakukan untuk memperbaiki
proses pembelajaran bagi guru dan meningkatkan kulalitas belajar bagi siswa,
yang memberikan sumbangan positif bagi siswa.[25]
9.Terbuka
Prinsip terbuka ini mengandung arti
bahwa prosedur evaluasi, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.[26]
F.Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran
Secara garis besar ruang lingkup
evaluasi pembejaran terdiri dari beberapa hal:[27]
1.Dalam perspektif domain hasil belajar
tediri dari: kognitif, afektif dan psikomotor
2.Dalam perspektif sistem pembelajran
terdiri dari:
a.Program pembelajaran (tujuan, materi,
metode, media dll)
b.Pelaksanaan pembelajran (kegitan, guru
,dan peserta didik)
c.Hasil belajar (jangka pendek,menengah
dan jangka panjang)
3.Dalam perspektif penilaian berbasis
kelas
a.Penilaian kompetensi dasar mata
pelajran
b.Penilaian kompetensi rumpun pelajaran
c.Penilaian kompetensi lintas kurikulum
d.Penilaian kompetensi tamatan
e.Penilaian kompetensi life skill
G.Jenis dan Bentuk Evaluasi Pembelajaran
Dilihat dari pengertian, tujuan, fungsi,
ruang lingkup, dan sistem pembelajaran, maka pada hakikatnya pembelajaran
adalah suatu program. Artinya, evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran
adalah evaluasi program, bukan penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar
hanya merupakan bagian dari evaluasi pembelajaran. Sebagai suatu program,
evaluasi pembelajaran dibagi menjadi lima jenis yaitu:
1.Evaluasi perencanaan dan pengembangan
yaitu hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk mendesain program
pembelajaran. Sasaran utamanya adalah memberikan bantuan tahap awal dalam
penyususnan program pembelajaran.
2.Evaluasi monitoring yaitu evaluasi ini
untuk memeriksa apakah program pembelajaran mencapai sasran secara efektif dan
program pembelajran terlaksanan sebagaimana mestinya yang hasilnya untuk
mengetahui kemungkinan pemborosan sumber-sumber dan waktu pelaksanaan
pembelajaran.
3.Evaluasi dampak yaitu evaluasi ini
untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program pembelajaran yang
dapat diukur berdasarkan kriteria keberhasilan sebagai indikator tercapainya
tujuan pembelajaran.
4.Evaluasi efisiensi ekonomis yaitu
evaluasin ini untuk menilai tingkat efisiensi pelaksanaan program pembelajaran
sehingga perbandingan antara jumlah biaya tenaga dan waktu yang diperlukan
dalam program pembelajaran dengan prpgram laiannya memiliki tujuan yang sama.
5.
Evaluasi program komprehensif yaitu evaluasi ini untuk menilai program
pembelajaran secara menyeluruh seperti perencanaan program, pelaksanaan
program, monitoring pelaksanaan, dampak program, tingkat keefektifan dan
efisiensi.[28]
Adapun bentuk-bentuk evaluasi
pembelajaran adalah sebagai berikut yaitu :
1.Evaluasi Formatif
Evaluasi yang dilakukan pada setiap
akhir pembahasan suatu pokok bahasan/topic, dan di maksudkan untuk mengetahui
sejauh manakah proses pembelajaran telah berjalan sebagaimna yang direncanakan.
2.Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang
dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih
dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik telah dapat berpindah dari satu unit ke unit yang berikutnya.
3.Evaluasi Diagnostic
Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang
digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan yang ada pada
siswa sehingga dapat di berikan perlakuan yang tepat.[29]
H.Teknik evaluai atau Penilaian dalam
Pembelajarn
1.Evaluasi atau Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja atau perbuatan
adalahj perbautan tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat digunakan
untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk perilaku yang
diharap muncul dalam diri siswa. Dilakukan dengan mengamati siswa dalam
melakukan sesuatu.[30] Penilaian ini perlu mempertimbangkan hal-hal berikut
:[31]
a.Langkah-langkah kinerja yang diharapkan
dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
b.Kelengkapan dan ketepatan aspek yang
akan dinilai.
c.Kemampuan-kemampuan khusus yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas
d.Upayakan kemampukan yang dinilai tidak
terlalu banyak.
Langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam penilaian unjuk kerja ini adalah seabgai berikut :[32]
a.Identifikasi semua langkah penting
yang diperlukan atau yang mempengaruhi hasil akhirnya.
b.Tulislah perilaku kemampuan-kemampuan
spesifik yang penting diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
c.Rumuskan criteria kemampuan yang akan
diukur.
d. Definisikan dengan jelas criteria
kemampuan-kemampuan yang akan diukur atau karakteristik produk yang dihasilkan.
e.Urutkan criteria kemampuan yang akan
diukur berdasarkan urutan yang akan diamati.
Selanjutnya untuk mengamati unjuk kerja
peserta didik dapat mengunakan alat atau instrument berikut :[33]
a.Daftar cek, pada penilaian unjuk kerja
yang menggunakan daftar cek ,peserta didik mendapat nilai apabila criteria penguasaan
kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai.
b.Skala rentang, memungkinkan penilai
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian
nilai secara kontinium dimana pilihan
kategori lebih dari dua.
2.Penilaian Sikap
Secara umum, objek sikap yang perlu
diamati dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :[34]
a. Sikap terhadap materi pelajaran.
b. Sikap terhadap guru.
c. Sikap terhadap proses pembelajaran
d. Sikap yang berkaitan dengan
nilai-nilai tertentu yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
e.Sikap yang berhubungan dengan
kompetensi afektif kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan
beberapa cara atau teknik sebagai berikut :[35]
a.Perilaku seseorang umumnya menunjukkan
kecendrungan seseorang dalam sesuatu hal, oleh karena itu guru dapat melakukan
observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Observasi perilaku disekolah
dapat dilakukan dengan menggunakan buku cacatan khusus tentang
kejadian-kejadian yang berkaitan dengan peserta didik disekolah. Dan juga dapat
digunakan daftar ceklist yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan
muncul dari peserta didik.
b.Pertanyaan langsung, dapat juga
dilakukan dengan mananyakan tentang sikap seseorang berkaitan dengan suatu hal.
Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam member jawaban dapat
dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap.
c.Laporan pribadi, peserta didik diminta
membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah,
kedaan yang menjadi objek sikap.
3.Penilaian tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan
dengan test tertulis yang merupakan test soal dan jawaban yang diberikan kepada
peserta didik dalam berbentuk lisan.[36]
Adapun teknik penilaian, teradapat dua
bentuk soal tes tertulias yaitu sebagai berikut :[37]
a.Soal dengan memilih jawaban
1) Pilihan ganda
2) Dua pilihan (benar-salah, ya – tidak)
3) Menjodohkan.
b.Soal dengan menyuplai jawaban
1) Isian atau melengkapi
2) Jawaban singkat atau pendek
3) Soal uraian.
Tes objektif harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut antara lain :[38]
a. Memiliki validitas yang tinggi,
artinya mampu mengungkapkan aspek hasil belajar tertentu secara tepat.
b. Memiliki reliarbilitas yang tinggi,
mampu memberikan gambaran yang relative tetap dan konsisten tentang kemampuan
yang dimiliki oleh peserta didik.
c.Tiap butir soal memiliki daya pembeda
yang memadai.
d.Tingkat kesukaran tes berdasar
kelompok yang akan dites.
e.Pokok permasalahan harus dirumuskan
dengan jelas.
f. Hindari penyataan yang bersifat
negative.
g. Option atau pilihan homogeny atau
sama menariknya.
h.Option yang berbentuk angka susunlah
dari angka yang paling kecil.
i. Usahakan tidak ada petunjuk untuk
jawaban yang benar.
Dalam menyusun soal-soal bentuk tes
uraian hendaknya diperhatikan kaidah sebagai berikut:[39]
a. Batasi ruang lingkup materi dengan
memilih materi pelajaran yang esensial yang dapat mewakili materi lainnya.
b. Gunakan bahasa yang baik dan benar,
sehingga mudah dipahami dan dimengerti.
c.Jangan mengulang-ulang pertanyaan
terhadap materi yang sama.
d.Tulisan jawaban yang ideal sebelum
menulis soal.
e.Gunakan kata-kata kerja perintah.
f.Tuliskanlah skor untuk masing-masing
soal bagi jawaban yang benar.
4.Penilaian Proyek
Merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode waktu tertentu, tugas
tersebut berupa suatu investigasi sejak perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, dan penyajian data.[40] Dalam penilaian proyek setidaknya ada
tiga hal yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut :[41]
a.Kemampuan mengelola, memilih topic dan
mencari informasi.
b.Relevansi, keseasuaian dengan mata
pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, keterampilan, dan
pemahaman dalam pembelajaran.
c.Keaslian, proyek yang dilakukan
peserta didik harus merupakan hasil karyanya sendiri.
Penilaian cara ini dapat dilakukan mulai
perencanaan, proses selama mengerjakan tugas, dan terhadap hasil akhir proyek,
dengan demikian guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai.
Pelaksanaan penilaian ini dapat dilakukan dengan berupa daftar cek ataupaun
skala rentang.
5.Penilaian produk
Penilaian produk adalah keterampilan
dalam membuat produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian ini tidak hanya
diperoleh dari hasil akhir, tetapi juga proses pembuatannya.[42] Pengembangan
produk meliputi tiga tahap dan dalam setiap tahapan perlu diadakan penilaian
yaitu sebagai berikut :[43]
a.Tahap persiapan, meliputi menilai
kemampuan peserta didik merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan dan
mendesain produk.
b.Tahap pembuatan, meliputi menilai
kemampuan peserta didik menyeleksi dan menggunakan bahan alat dan teknik.
c.Tahap penilaian, meliputi kemampuan
peserta didik membuat produk sesuai dengan kegunaannya dan memenuhi criteria
keindahan.
6.Penilaian portofolio
Merupakan penilaian berkelanjutan yang
didasarkan pada kumpulan infornmasi yang menunjukkan kemampuan peserta didik
dalam suatu periode tertentu.[44] Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan
pedoman dalam penggunaan portofolio disekolah antara lain :[45]
a.Saling percaya antara peserta didik
dan guru.
b.Kerahasiaan bersama antara guru dan
peserta didik.
c.Milik bersama antara peserta didik dan
guru.
d.Kepuasan
e.Kesesuaian
f.Penilaian proses dan hasil
g. Penilaian dan pembelajaran.
Adapaun teknik portofolio dalam kelas
memerlukan langkah-langkah sebagai berikut :[46]
a.Jelaskan kepada peserta didik maksud
penggunaan portofolio yang tidak semata-mata merupakan kumpulan hasil peserta
didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian.
b.Tentukan bersama peserta didik
contoh-contoh portofolio apa saja yang akan dibuat.
c.Kumpulkan dan simpanlah karya-karya
tiap peserta didik.
d.Berilah tanggal pembuatan pada setiap
bahan informasi perkembangan peserta didik.
e.Tentukan criteria penilaian
contoh-contoh portofolio peserta didik beserta pembobotannya bersama para
peserta didik agar mencapai kesepakatan.
f.Mintalah peserta didik untuk menilai
karyanya secara berkesinambungan.
g.Setelah karya dinilai dan tertanya
nilainya belum memuaskan, kepada peserta didik dapat diberikan kesempatan untuk
memperbaikinya.
I.Prosedur Evaluasi Pembelajaran
Prosedur yang dimaksud adalah
langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan evaluasi, yaitu:[47]
1.Membuat perencanaan evaluasi
Perencanaan evaluasi dimaksudkan agar
hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat lebih maksimal. Perencanaan ini
penting bahkan mempengaruhi prosedur evaluasi secara menyeluruh. Perencanaan
evaluasi dilakukan untuk memfasilitasi pengumpulan data, sehingga memungkinkan
membuat pernyataan yang valid tentang pengaruh sebuah efek atau yang muncul di
luar program, praktik, atau kebijakan yang di teliti.[48]
b.Menyusun Kisi-Kisi.
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal
yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan
berdasarkan jenjang kemampuan tertentu yang berfungsi sebagai pedoman untuk
menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes. Kisi-kisi yang baik akan
memperoleh perangkat soal yang relatif sama sekalipun penulis soalnya berbeda.
Kisi-kisi penting dalam perencanaan penilaian hasil belajar karena di dalamnya
terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam mengembangkan instrumen (soal)
dengan persyaratan.[49]
1)Representatif, yaitu harus betul-betul
mewakili isi kurikulum sebagai sampel perilaku yang akan di nilai
2)Komponen-komponennya harus
terurai/terperinci, jelas, dan mudah dipahami
3)Soalnya dapat dibuat sesuai dengan
indikator dan bentuk soal yang diterapkan.[50]
c.Uji Coba
Jika soal dan perangkatnya sudah disusun
dengan baik, maka perlu diuji cobakan terlebih dahulu di lapangan. Tujuannya
untuk melihat soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama
sekali. Soal yang baik adalah soal yang sudah mengalami beberapa kali uji coba
dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional. Hal ini
dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan setiap soal.[51]
2.
Pelaksanaan evaluasi
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana
cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dengan
kata lain tujuan evaluasi, model dan jenis evaluasi, objek evaluasi, instrumen
evaluasi, sumber data, semuanya sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan
evaluasi yang pelaksanaannya bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan.
Jenis evaluasi yang digunakan akan mempengaruhi seorang evaluator dalam
menentukan prosedur, metode, instrumen, waktu pelaksanaan, sumber data dan
sebagainya, yang pelaksanaannya dapat dilakukan dengan :[52]
a.Non-tes yang dimaksudkan untuk
mengetahui perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran, pendapat terhadap kegiatan pembelajaran, kesulitan
belajar, minat belajar, motivasi belajar dan mengajar dan sebagainya. Instrumen
yang digunakan: (1) angket; (2) pedoman observasi; (3) pedoman wawancara; (4)
skala sikap; (5) skala minat; (6) daftar chek; (7) rating scale; (8) anecdotal
records; (9) sosiometri; (10) home visit
b.Untuk mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi menggunakan bentuk tes pensil dan kertas (paper and pencil test) dan
bentuk penilaian kinerja (performance), memberikan tugas atau proyek dan
menganalisis hasil kerja dalam bentuk portofolio.
3.Pengolahan data
Setelah data kita kumpulkan, baik data
itu dari kita langsung yang mengadakan kegiatang evaluasi maupun dari orang
lain yang melakukan evaluasi orang yang kita maksud, data tersebut harus kita
olah. Mengolah data berarti ingin memberikan nilai dan makna kepada testee
mengenai kualitas hasil pekerjaannya.[53]
4.Penafsiran hasil evaluasi
Memberikan penafsiran maksudnya adalah
membuat pernyataan mengenai hasil pengolahan data. Penafsiran yang dilakukan
terhadap suatu hasil evaluasi didasarkan atas kriteria tertentu yang disebut
norma.[54]
5.Laporan
Semua kegiatan dan hasil evaluasi harus
dilaporkan kepada berbagai pihak yang berkepentingan, seperti kepala pimpinan
atau kepala sekolah, pemerintah, dan peserta didik itu sendiri. Hal ini
dimaksudkan agar hasil yang dicapai peserta didik dapat diketahui oleh berbagai
pihak dan dapat menentukan langkah selanjutnya. Disamping itu, laporan juga
penting bagi peserta didik itu sendiri agar ia mengetahui kemampuan yang
dimilikainya, dan atas dasar itu ia menentukan kemana arah yang harus
ditempuhnya serta apa yang harus dilakukannya.[55]
J.Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan tersebut,
dapat disimpulkan, Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik
tentang manfaat atau kegunaan suatu objek, dari sudut pedidikan yang dimaksud
dengan evaluasi ialah suatu proses sistematik untuk menentukan sampai seberapa
jauh tujuan intruksional dicapai oleh pembelajar.
Kegunaan atau fungsi evaluasi atau
penilaian seringkali disamakan dengan tujuan penilaian atau evaluasi. Bila
dilihat dari arti kata, maka pada tujuan penilaian terkandung arti sesuatu yang
akan dicapai sedangkan pada fungsi menunjukan
pada peranan yang dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono Belajar dan
Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, , 2006.
Kunandar, Guru Profesional KTSP dan
Sukses Dalam Sertifikasi, Jakarta : Raja Wali Press, 2010.
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam , Jakarta : Misaka Geliza,
2003.
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
Suharsimi Arikumto, Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010.
Suharsimi Arikunto dan Jabar, Safruddin
Abdul, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi pendidikan, Jakarta :
Bumi Aksara, 2010.
Wina Sanjaya, Perencanan dan Desain
Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana, 2008.
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran
Prinsip Teknik Prosedur, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
[1] Wina Sanjaya, Perencanan dan Desain
Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2008)., hlm. 240.
[2] Kunandar, Guru Profesional KTSP dan
Sukses Dalam Sertifikasi, (Jakarta : Raja Wali Press, 2010)., hlm. 377.
[3] Mukhtar, Desain Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam , (Jakarta : Misaka Geliza, 2003)., hlm. 147.
[4] Kunandar, Op. Cit., hlm. 377.
[5] Suharsimi Arikunto dan Jabar,
Safruddin Abdul, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi pendidikan, (Jakarta
: Bumi Aksara, 2010), hlm 1
[6] Ibid, hlm 2
[7] Dimyati dan Mudjiono Belajar dan
Pembelajaran, (Jakarta :Rineka Cipta , 2006).,
hlm 191
[8] Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran
Prinsip Teknik Prosedur, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011)., hlm.5-6
[9] Wina Sanjaya,, Op.Cit., hlm. 241
[10] Mukhtar, Op. Cit., hlm.

No comments:
Post a Comment